Selasa, 27 November 2012

PERAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM REFORMASI PENDIDIKAN


BAB 1

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah

Adapun latar belakang penulis dalam mengerjakan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jelas tentang Reformasi Pendidikan dan Peran Teknologi Pendidikan, khususnya untuk mata kuliah Pengantar Teknologi Pendidikan. Selain itu makalah ini dibuat sebagai wadah untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai Reformasi Pendidikan dan Peran Teknologi Pendidikan secara menyeluruh.
Oleh karenanya perlu adanya revolusi pendidikan atau setidaknya reformasi bidang pendidikan. Agar setiap generasi dapat dibentuk sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan zamannya.
Untuk itu pembahasan makalah ini diangkat untuk mengungkap masalah-masalah tersebut. Berdasarkan fakta yang ada, dan karya-karya ilmiah yang telah ditulis oleh para pakar pendidikan, telah ditemukan upaya untuk memajukan dunia pendidikan, dengan menciptakan/memperkenalkan sistem pembelajaran yang efektif dan efisien bagi guru dan peserta didik.
Selanjutnya, berangkat dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulisan makalah ini kami beri judul “Educational Reform. The Role of Educational Technology”.



1.2  Maksud dan Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
a.    Melatih mahasiswa mengembangkan bahan ajar melalui karya tulis.
b.   Mendidik mahasiswa untuk mengetahui lebih banyak tentang materi yang
     dijelaskan.
c.    Agar mahasiswa mampu menjelaskan materi Educational Reform. The Role        of Educational Technology secara menyeluruh dengan cermat.


1.3  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat dalam makalah ini adalah :
1.      Apa Pengertian Reformasi Pendidikan?
2.      Bagaimana Peran Teknologi dalam Perkembangan Pendidikan di Indonesia
3.      Apa saja Manfaat dan Kelemahan dari Teknologi Pendidikan?



2.1       Pengertian Reformasi Pendidikan


            Secara umum istilah reformasi dapat diartikan sebagai usaha perubahan untuk memperbaiki keadaan. Pendidikan merupakan lini yang tidak dapat dipandang sebelah mata dalam pembangunan. Pendidikan yang didefinisikan sebagai proses pencerahan pe-manusia-an yang mengarah pada pen-dewasa-an secara bertanggung jawab. Hal ini memerlukan visi dan misi yang memiliki relevansi dengan keadaan dan tuntutan zamannya. Karena Setiap perubahan zaman akan mempengaruhi pula orientasi kebijakan  pendidikan, entah itu secara teoritis atau praktisnya.



Oleh karenanya perlu adanya revolusi pendidikan atau setidaknya reformasi bidang pendidikan. Agar setiap generasi dapat dibentuk sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan zamannya. Artinya produk yang dihasilkan oleh proses pendidikan itu tidak sia-sia . Transformasi nilai-nilai teknodik yang diarahkan untuk pembangunan harus berpijak pada budaya setempat yang pada gilirannya akan menghasilkan insan yang berbudaya. Ia bukan hanya alih teknologi belaka, namun lebih berorientasi bagaimana memproduk teknologi yang berwawasan universal dengan menjunjung integrated local values.



Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini merupakan kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depannya. Tanpa melalui proses pendidikan yang baik, sulit kiranya bagi seseorang untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Bahkan, pendidikan tidak saja penting bagi kehidupan individual orang per orang, tetapi juga amat penting bagi tata kehidupan kolektif dalam rangka membangun fondasi jalan yang kokoh menuju terwujudnya masyarakat yang makmur, berkembang, dan mandiri. 




Reformasi di bidang pendidikan pada dasarnya merupakan upaya ke arah terbentuknya masyarakat madani, yaitu masyarakat yang ditandai dengan:

1)      Pemberdayaan warga Negara dan masyarakat agar tercapai keseimbangan antara pribadi dan Negara

2)      Hidup dan berkembangnya lembaga masyarakat dalam berbagai bentuk, sifat, dan besaran yang tergabung dalam suatu ikatan etika.

3)      Kehidupan moral yang menjunjung tinggi martabat manusia yaitu manusia sebagai subjek dan bukan objek pembangunan.

4)      Warga masyarakat berperan serta dalam membentuk suatu keluarga besar yang dijiwai semangat persaudaraan yang bersifat universal

5)      Tumbuh dan suburnya perkembangan kepekaan terhadap sesama dan lingkungan dengan saling menghargai, memperhatikan, kerja sama, dan peduli.






2.2     Peran Teknologi dalam Perkembangan Pendidikan di Indonesia

 

Dalam mengembangkan kurikulum, salah satu prinsip yang perlu diperhatikan adalah “sesuai dengan kebutuhan”. Namun, kesepakatan ini baru menjadi masalah apabila diikuti pertanyaan lanjutan, misalnya kebutuhan siapa? Untuk masyarakat yang mana? Masyarakat yang mau diarahkan kemana? Masyarakat agraris, masyarakat industri, masyarakat saat ini, masyarakat tahun 2025, atau masyarakat yang “melek” teknologi.
Kurikulum sebagai salah satu komponen dari sistem pendidikan selalu mendapat sorotan masyarakat termasuk pejabat, ilmuwan, kalangan industry dan orang tua yang merasa berkepentingan dengan hasil-hasil pendidikan. Bahkan, Winarno Surakhmad (2002:2) mensinyalir bahwa kurikulum yang diciptakan untuk “memecahkan masalah tertentu ternyata lahir justru sebagai masalah”. Oleh karena itu, pengembang kurikulum harus dapat menganalisis, mengadakan koreksi terhadap kekurangannya dan mencari alternative pemecahan masalah yang kreatif, inovatif, dan missioner.
Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum yang inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan. Untuk itu ada 5 teknologi yang dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik yaitu : sistem berpikir, disain sistem, kualitas pengetahuan, manajemen perubahan dan teknologi pendidikan.


Pembelajaran kurikulum teknologi pendidikan hendaknya berintikan pemecahan masalah dengan pendekatan empat pilar belajar, yaitu:

  1. Learning to know, yaitu peserta didik akan dapat memahami dan menghayati bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh dari fenomena yang terdapat dalam lingkungannya. Dengan pendekatan ini diharapkan akan lahir generasi yang memiliki kepercayaa bahwa manusia sebagai kalifah Tuhan di bumi diberi kemampuan untuk mengelola dan mendayagunakan alam bagi kemajuan taraf hidup manusia.
  2. Learning to do, yaitu menerapkan suatu upaya agar peserta didik menghayati proses balajar dengan melakukan sesuatu yang bermakna.
  3. Learning to be, yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan lahirnya manusia terdidik yang mandiri.
  4. Learning to live together, yaitu pendekatan melalui penerapan paradigma ilmu pengetahuan, seperti pendekatan menemukan dan pendekatan penyelidik akan memungkinkan peserta didik menemukan kebahagiaan dalam belajar.

2.3 Manfaat dan Kelemahan dari Teknologi Pendidikan

Begitu banyak manfaat yang kita dapatkan dari Teknologi Pendidikan, yaitu:

  1. Teknologi Pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung kontruksi pengetahuan:
-          Untuk mewakili gagasan pelajar pemahaman dan kepercayaan.
-          Untuk organisir produksi, multi media sebagai dasar pengetahuan pelajar.

  1. Teknologi pendidikan sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang mendukung pelajar :
-          Untuk mengakses informasi yang diperlukan
-          Untuk perbandingan persektif, kepercayaan dan pandangan dunia.

  1. Teknologi pendidikan sebagai media social untuk mendukung pelajaran dengan berbicara.
  1. Teknologi pendidikan sebagai mitra intelektual untuk mendukung pelajar.
  1. Teknologi pendidikan dapat meningkatkan efektifitas dan efisien proses belajar mengajar.
Selain adanya manfaat teknologi pendidikan ada pula kekurangannya. Kekurangan dari teknologi pendidikan yaitu:

  1. Pihak guru yang tidak bisa mengoperasikan/menguasai elektronika akan tertinggal oleh siswa.
  2. Teknologi pendidikan memerlukan SDM yang  berkualitas untuk bisa mempercepat inovasi sekolah, sedangkan realita masih kurang.
  3. Teknologi pendidikan yang baik itu hardware maupun software membutuhkan biaya yang mahal.
  4. Keterbatasan sarana prasarana sekolah akan menghambat inovasi pendidikan
  5. Penggunaan teknologi pendidikan dalam bentuk hardware memerlukan kontrol yang tinggi dari guru atau orang tua terutama internet dan software.
  6. Siswa yang tidak mempunyai motivasi yang tinggi cenderung gagal.

DAFTAR PUSTAKA




Dwi Tonank Braugrana. JUNI. VII.2. Dasar Perlunya Teknologi Dalam Pendidikan

Hamzah B. Uno. 2011. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi     Pendidikan di Indonesia. Jakarta. Bumi Aksara

Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana         Prenada Media Group

Muhtadin, Ahmad Mudzakir, Indra Prasetyo, Nurni Hayati Fitri, Reza taufani. 2008.            PENERAPAN  TEKNOLOGI  PENDIDIKAN  DALAM  RANGKA  MENUJU Iinnovative  School”







Materi Kelompok FEAT
Dosen: Prof. Yusufhadi


Eko Agus Setiawan. 1215121098
TP UNJ 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar