Tampilkan postingan dengan label PTKI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PTKI. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 Desember 2012

PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN ANDROID


BAB II
ISI

I.              Pengertian Android
Android adalah sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.

Selasa, 27 November 2012

APLIKASI DAN POTENSI TIK DALAM PEMBELAJARAN DI ERA GLOBALISASI



PENDAHULUAN


Perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metode belajar, gaya hidup maupun cara berpikir. Oleh karena itu, pemanfaatan TIK harus diperkenalkan kepada siswa agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek kehidupan sehari-hari, bahkan bisa juga dikembangkan menjadi kegiatan wira usaha.

Manusia secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan pengalaman agar bisa memanfaatkan TIK secara optimal dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi maupun masyarakat. Siswa yang telah mengikuti dan memahami serta mempraktekkan TIK akan memiliki kapasitas dan kepercayaan diri untuk memahami berbagai TIK dan menggunakannya secara efektif. Selain dampak positif, siswa mampu memahami dampak negatif, dan keterbatasan TIK, serta mampu memanfaatkan TIK untuk mendukung proses pembelajaran dan memanfatkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan semakin banyaknya situs pertemanan seperti facebook, twitter, friendster, dan myspace membuat komunikasi dan saling bertukar informasi semakin mudah. Belum lagi semakin menjamurnya tempat membuat blog gratis di internet seperti wordpress, blogspot, livejurnal, dan multiply. Membuat kita dituntut bukan hanya mampu mencari dan memanfaatkan informasi saja, tetapi juga mampu menciptakan informasi di internet melalui blog yang kita kelola dan terupdate dengan baik. Di sanalah muncul kreativitas menulis yang membuat orang lain mendapatkan manfaat dari tulisan yang kita buat. Namun sayangnya, kebiasaan menulis dan membaca belum menjadi budaya masyarakat Indonesia, termasuk guru dan siswa di sekolah. Para guru TIK dituntut agar para peserta didiknya mampu memanfaatkan TIK untuk mengembangkan kreativitas menulis.

Pendidikan sebagai pondasi pembangunan suatu bangsa memerlukan pembahuruan-pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman. Keberhasilan dalam pendidikan selalu berhubungan erat dengan kemajuan suatu bangsa yang berdampak meningkatnya kesejahteraan kehidupan masyarakat. Pada era teknologi tinggi (high technology)perkembangan dan transformasi ilmu berjalan begitu cepat. Akibatnya, sistem pendidikan konvensional tidak akan mampu lagi mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Pendekatan-pendekatan modern dalam proses pengajaran tidak akan banyak membantu untuk mengejar perkembangan ilmu dan teknologi jika sistem pendidikan masih dilakukan secara konvensional.

PEMBAHASAN

Aplikasi dan Potensi TIK dalam Pembelajaran di Sekolah

Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The International Commission on Education for the Twenty First Century” merekomendasikan pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran, yaitu: Learning to know (belajar untuk menguasai. pengetahuan)
Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ), Learning to be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together (belajar untuk hidup bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu menguasai dan menerapkan TIK dalam pembelajaran di sekolah.

Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5) dari waktu siklus ke waktu nyata.Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Di sinilah peran guru untuk membuat kurikulumnya sendiri yang dapat membuat peserta didik beajar secara aktif.

Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching”atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin popuper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional. Sejalan dengan perkembangan TIK itu sendiri pengertian e-learning menjadi lebih luas yaitu pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, video tape, transmisi satellite atau komputer (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002).

Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruc-tion), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning System), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dan sebagainya.

Selain e-learning, potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah dapat juga memanfaatkan e-laboratory dan e-library. Adanya laboratorium virtual (virtual lab)memungkinkan guru dan siswa dapat belajar menggunakan alat-alat laboratorium atau praktikum tidak di laboratorium secara fisik, tetapi dengan menggunakan media komputer. Perpustakaan elektronik (e-library) sekarang ini sudah menjangkau berbagai sumber buku yang tak terbatas untuk bisa diakses tanpa harus membeli buku/sumber belajar tersebut.

Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Globalisasi juga membawa peran yang sangat penting dalam mengarahkan dunia pendidikan kita dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Sebenarnya, ada empat level pemanfaatan TIK untuk pendidikan menurut UNESCO, yaitu: Level 1:Emerging - baru menyadari pentingnya TIK untuk pendidikan; Level 2: Applying - baru mempelajari TIK (learning tom use ICT); Level 3: Integrating - belajar melalui dan atau meng-gunakan TIK (using ICT to learn); Level 4: Transforming - dimana TIK telah menjadi katalis efektifitas dan efisiensi pembelajaran serta reformasi pendidikan secara umum.

Salah satu bentuk produk TIK yang sedang “ngetrend” saat ini adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. TIK telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas.

Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman. Dengan kondisi demikian, maka pendidikan khususnya proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagai alat bantu utama.

Salah satu tulisan yang berkenaan dengan dunia pendidikan disampaikan oleh Robin Paul Ajjelo dengan judul “Rebooting: The Mind Starts at School”. Dalam tulisan tersebut dikemukakan bahwa ruang kelas di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang ini yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer di mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai“cyber classroom” atau “ruang kelas maya” sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang disebut “interactive learning” atau pembelajaran interaktif melalui komputer dan internet. Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih kenyal atau lunak dan fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi. Dalam situasi seperti ini, guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peran sebagaimana dikemukakan di atas.

Robin Paul Ajjelo juga mengemukakan secara ilustratif bahwa di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa: (1) komputer notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara, (2) Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode sekuriti untuk masuk rumah, kalkulator, dsb. (3) Videophone bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV, (4) alat-alat musik, (5) alat olah raga, dan (6) bingkisan untuk makan siang. Hal itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar.

Namun sayangnya, di negeri kita yang kaya ini, dan terdiri dari berbagai pulau, hal di atas masih seperti mimpi karena struktur dan kultur serta SDM guru yang profesional belum merata dengan baik. Di berbagai kota besar seperti Jakarta misalnya, beberapa sekolah maju dan internasional telah mengaplikasikannya, tetapi buat sekolah-sekolah di daerah, mungkin masih jauh panggang dari api dalam mengaplikasikan TIK.

Meskipun TIK dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan. Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Terkadang anak-anak lebih senang bermain games ketimbang materi yang diberikan oleh guru. Karena games sangat menarik peserta didik untuk rehat sejenak dari segala pembelajaran yang diterimanya di sekolah. Dapat juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan internet yang kurang proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dan sebagainya. Dalam hubungan ini guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara proporsional dan demikian pula perlunya kerjasama yang baik dengan orang tua untuk membimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing.

Pergeseran pandangan tentang pembelajaran

Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional proses pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kultur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.

Hal itu telah mengubah peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan berbagai pengetahuan, (3) dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.

Lingkungan pembelajaran yang di masa lalu berpusat pada guru, kini telah bergeser menjadi berpusat pada siswa.

Aplikasi dan potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah yang dikembangkan oleh guru dapat memberikan beberapa manfaat antara lain.
a. Pembelajaran menjadi lebih interaktif, simulatif, dan menarik
b. Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit / kompleks
c. Mempercepat proses yang lama
d. Menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi
e. Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau di luar jangkauan

Kurikulum TIK yang sekarang ini telah dibuat oleh pusat kurikulum yang bekerjsama dengan Badan standar Nasional (BSNP) adalah kurikulum standar yang terdiri dari SK (Standar Kompetensi), dan KD (Kompetensi Dasar) yang masih harus dikembangkan oleh guru itu sendiri dalam mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi sekolah. Guru TIK dituntut untuk membuat kurikulumnya sendiri sesuai dengan SK dan KD dengan berbagai ragam pengayaan yang dimiliki oleh guru di daerahnya masing-masing. Sayangnya, banyak guru yang belum siap membuat kurikulumnya sendiri dan masih banyak guru yang copy and paste dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Padahal dlam KTSP guru diberikan kebebasan untuk berkreativitas dalam memberikan materi pengayaan kepada para peserta didiknya.

PENUTUP DAN KESIMPULAN

Aplikasi dan potensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa pergeseran pandangan tentang pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran di sekolah. Penerapan TIK dalam pembelajaran memungkinkan kegiatan belajar mengajar lebih interaktif, simulatif dan lebih menarik. Oleh karena itu guru di era globalisasi informasi ini dituntut untuk mampu menguasai dan mengalipkasikan TIK dalam pembelajaran. Mengajak peserta didik untuk mampu memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mampu meciptakan informasi dengan membangun connecting and sharing.
Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang beriorientasi pada penerapan TIK akan mempercepat peningkatan kualitas pendidikan yang pada akhirnya dapat mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain di dunia.
Bagaimanapun banyaknya dampak positif dalam penerapan TIK dalam pembelajaran di sekolah, kita mempunyai tanggungjawab bersama dalam meminimalisasi dampak negatif yang muncul baik secara individual, maupun sosial. Jangan iarkan anak-anak kita terlalu asyik dengan facebooknya dan games-games online lainnya. Anak harus diajarkan untuk mampu membaca dan menulis. Menciptakan informasi di dunia maya, walupun kita tahu dunia maya tak secantik Luna Maya yang terkena kasus dengan tulisannya di situs sosial Twitter.
Mulai saat ini marilah kita tidak GATEK, dan tidak ALERGI dengan TIK. Siapa yang menguasai TIK, pasti dia akan menguasai dunia. Kita pun merasakan bahwa masih banyak yang harus disempurnakan untuk memperbaharui kurikulum TIK yang ada di sekolah-sekolah kita. Perlu kerjasama (kolaborasi) antara guru di sekolah dan dosen di perguruan tinggi untuk memperbaiki kualitas kurikulum TIK di Indonesia. Jangan sampai terjadi tumpang tindih materi dalam mengaplikasikan TIK. Semoga struktur dan kultur berjalan seimbang di sekolah-sekolah kita, sehingga aplikasi dan potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah berjalan dengan baik dan sesuai dengan kurikulum yang diharapkan oleh pemerintah.


Makalah PTKI Kelompok 9
Dosen: Cecep Kustandi, M.Pd.

Eko Agus Setiawan. 1215121098
TP UNJ 2012.

VIRTUAL LEARNING

Pendahuluan


I.1 Latar Belakang
Banyak orang diseluruh Dunia mengakui pendidikan jarak jauh (Distance Learning) dapat digunakan sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengatasi permasalahan yang sulit diatasi dengan cara konvensional. Permasalahan yang muncul misalnya banyak anak usia sekolah tetapi tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena tinggal di tempat yang jauh dari sekolah, banyak anak maupun orang dewasa yang ingin memperoleh pendidikan tetapi tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena harus mencari nafkah atau pun ketika kecil tidak mendapatkan pendidikan yang baik.

Virtual Learning adalah salah satu system pendidikan jarak jauh yang bertujuan untuk mengevisiensikan dan mengefektifikan metode pembelajaran dengan menggunakan internet. Jarak dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam proses pembelajaran dalam konsep Virtual Lerning ini.
Dalam system pembelajaran melalui internet isi pembelajaran disampaikan secara online. Dalam system pembelajaran ini siswa berdiskusi, belajar, bertanya dan mengerjakan soal soal latihan secara online. Semua proses pembelajaran dapat dilakukan tanpa menuntut siswa hadir di ruang kelas tertentu, tetapi mereka berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan pelajaran seperti yang terjadi di kelas biasa

I.2 Tujuan
· Memberikan Informasi yang berkaitan dengan Virtual Learning
· Mengerjakan tugas makalah dan presentasi kelompok mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diempu oleh Bapak Cecep Kustandi, M.Pd.


I.3 Rumusan Masalah
- Apa itu Pendidikan Jarak Jauh?
- Apa saja jenis tutorial dan kelemahannya?
- Bagaimana menciptakan Virtual Classrom?
- Apa saja kelemahan Vitual Classrom?
- Sebutkan salah satu contoh virtual classroom?
- Apa saja keutungan kelas virtual untuk pengajar dan peserta didik?


Pembahasan


A. Definisi Pendidikan Jarak Jauh (Distance Learning)
Banyak definisi yang digunakan untuk distance learning ini. JW. Keegan melakukan penelitian mengenai praktek penyelenggaraan dan definisi distance learning yang digunakan di berbagai Negara di dunia. Menurut dia ada 6 unsur dasar pengertian (six defining elements) yaitu:
· Terpisahnya guru dan siswa. Karakteristik inilah yang membedakan distance learning dari pendidikan konvensional.
· Adanya lembaga yang mengelola distance learning. Hal ini yang membedakan orang yang mengikuti distance learning dari orang yang belajar sendiri
· Digunakan media sebagai sarana intuk menyajikan isi pelajaran. Misalnya melalui media elektronik, media massa dan media cetak.
· Diselenggarakanya system komunikasi dua arah antara guru dan siswa, atau antara lembaga dan siswa sehingga siswa mendapatkan manfaat dari pembelajaran tersebut. Dalam proses ini siswa lebih berinisiatif untuk melalukan komunikasi.
· Pada dasarnya pendidikan ini bersifat individual karena tidak tergantung dengan organisasi penyelenggaranya.


B. Jarak transaksi dan cara menjembataninya
Menurut Dewey dalam Moore(1903) menjelaskan bahwa transaksi pendidikan merupakan interaksi antara individu, lingkungan , dan perilaku yang terjadi dalam situasi tertentu. Transaksi pendidikan terjadi antara siswa dan guru dalam distance learning bersifat khusus karena keterpisahannya satu sama lain. Jarak transaksi ini dapat mengakibatkan perbedaan persepsi antara siswa dengan guru. Oleh karena itu perlu dijembatani supaya perbedaan persepsi itu dapat berkurang atau hilang. Menurut Moore (1903) jarak transaksi itu dapat di jembatani melalui komunikasi dan percakapan (dialoge). Artinya makin mudah dan semakin sering guru dan siswa berinteraksi semakin kecil kemungkinan terjadinya kesalah pahaman dalam menafsirkan isi pelajaran. Jadi dalam distance learning sangat lah penting interaksi guru dan muridnya agar proses belajar dapat terjadi dengan baik.
Moore (1983) mengatakan semakin baik media yang digunakan semakin baik proses pembelajaran akan berlangsung. Media yang digunakan juga sangat mempengaruhi ada tidaknya komunikasi, dialog, atau interaksi antara guru dan siswa. Kalau yang digunakan adalah tv, radio, atau buku kesempatan siswa untuk berinteraksi, berdialog dan berkomunikasi dengan guru sangat kecil. Audio conference, video conference, atau internet membuka lebih besar peluang terjadinya inteaksi antara guru dan murid sehingga kecil kemungkinan terjadinya perbedaan penafsiran isi pelajaran.


C. Beberapa jenis tutorial dan kelemahannya
Tutorial dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya tutorial tatap muka, tutorial surat menyurat, tutorial melalui telepon, tutorial audio dan video conference.
a. Tutorial tatap muka
Siswa dan guru bertemu muka secara berkala untuk memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan kesulitaan yang dihadapi siswa. Tutorial seperti ini sangat bagus mengurangi jarak transaksi antaraguru dan siswa. Denganb demikian kesalahahaman penafsiran isi pelajaran dapat diperkecil
Kekurangan yang ada dalam tutorial ini:
Tutorial tidak dapat dilakukan terlalu sering. Makin sering biayanya semakin mahal. Niassanya tutorial ini diadakan seminggu sekali, sebulan sekali atau bahkan hanya 2 atau 3 kali dalam satu semester. Hal ini menyebabkan siswa harus menunggu lama untuk mengutarakan kesulitannya kepada guru. Tutorial ini biasanya bukan merupakan keharusan. Akibatnya banyak siswa yang memilih tidak hadir
b. Tutorial melalui telepon atau surat
tutorial jenis ini tidak banyak dimanfaatkan siswa, padahal biayanya relative murah dan mudah melakukannya. Kendalanya mungkin tidak semua siswa mempunyai telepon ataupun sungkan menanyakan pelajaran kepada guru melalui telepon atau surat. Disamping itu tutorial melalui surat jawabannya seringkali datangnya terlambat.
c. Tutorial melalui konfrensi audio atau video
Tutorial ini jarang digunakan karena biayanya relative lebih mahal karena kebutuhan waktu, jaringan internet, dan tenaga pengajar.


D. Sistem pembelajaran melalui internet
Dalam system pembelajaran melalui internet isi pembelajaran disampaikan secara online. Dalam system pembelajaran ini siswa berdiskusi, belajar, bertanya dan mengerjakan soal soal latihan secara online. Semua proses pembelajaran dapat dilakukan tanpa menuntut siswa hadir di ruang kelas tertentu, tetapi mereka berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan pelajaran seperti yang terjadi di kelas biasa. System pembelajaran ini sering kali disebut e-learning, virtual learning, virtual classroom, atau virtual campus (Potter,1997).
Potensi utama virtual learning sendiri adalah dapat memberikan peluang siswa untuk berinteraksi secara synchoronous dengan guru, teman maupun bahan belajarnya. Selain guru dapat mengontrol aktivitas belajar siswa melalui internet, dan juga virtual learning dapat menyajikan bahan ajar lebih menarik dari pada proses yang terjadinya di kelas.


E. Menciptakan kelas VIRTUAL(virtual classroom)


Pembelajaran multidimensi yang akan membawa proses pembelajaran kearah yang lebih kontekstual dan nyata. Sejauh ini dunia baru ini belum banyak disentuh dan dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk membantu pembelajaran di ruang-ruang kelas mereka.Padahal kelas/dunia virtual ini didesain sedemikian rupa sehingga menyerupai dunia aslinya. Belajar di kelas virtual semacam ini memungkinkan kita (guru dan siswa) mendapatkan banyak manfaat dan akan mendapati kejutan-kejutan baru dalam belajar.Kejutan baru itu dapat kita rasakan mengingat sesuatu yang kita pelajari/belajarkan kadang hanyalah berupah gambaran abstrak tentang suatu fenomena,peristiwa atau hanya sebatas rumus-rumus belaka.Di kelas virtual inilah gambaran abstrak itu kian menjadi nyata dan memesona. Di kelas virtual ini Guru dan siswa dapat menggunakan simulasi dan visualisasi untuk memahami suatu konsep. Dimana dunia virtual memudahkan guru maupun siswa menyimulasikan berbagai materi pelajaran yang mungkin sulit dilakukan di dunia fisik. Misalnya mengenai perjalanan ke bulan, gempa bumi, tsunami, pembedahan jantung, peradaban Mesir, dll. Melalui dunia virtual, siswa juga bisa memvisualisasikan materi belajar seperti rangkaian DNA, tata surya, dansejenisnya. Dikelas ini juga Guru dan siswa bisa bertemu dan berdialog dengan berbagai ahli dari belahan bumi manapun. Kesempatan ini memungkinkan baik guru maupun siswa belajar dari sumber yang berkualitas. Kelas ini juga memudahkan Guru dan siswa melakukan darwa wisata (fieldtrip) dan belajar dari tempat-tempat yg dikunjungi tanpa biaya Tidak bisa kita pungkiri bahwa belajar langsung di tempat yang berhubungan dengan topik yang sedang diajarkan akan lebih berkesan bagi siswa. Tetapi sering kali biaya menjadi kendala dalam melakukan kegiatan ini di dunia fisik. Di dunia virtual, banyak sekali tempat baik itu tempat bersejarah seperti candi borobudur, tembok besar Cina, rekator nukir, NASA dan objek lain yang tersedia dan bisa dikunjungi kapan saja tanpa biaya.
Pembelajaran virtual ini juga memudahkan Guru dan siswa melakukan kolaborasi antar sekolah dengan lebih mudah dan hampir tanpa biaya. Kolaborasi ini bisa dilakukan dengan jalan bertukar informasi dan pengetahuan maupun melakukan proyek pembelajaran bersama antar sekolah. Kesempatan ini memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang adil bagi keragaman peserta didik. Sebagaimana diketahui bersama bahwa sekolah-sekolah favorit dan besar lebih diuntungkan dari segi fasilitas dan SDM dibanding dengan sekolah kecil/swasta. Kolaborasi pembelajaran ini juga akan memperkecil kesenjangan antara sekolah yang sudah mapan dan berkualitas dengan sekolah yang berada di bawahnya baik dari aspek proses,ketenagaan maupun sarana dan prasarananya. Karenanya pembelajaran di kelas virtual ini akan semakin memudahkan dan memberikan secercah harapan baru akan hadirnya pembelajaran berkelas dunia dari ruang-ruang kelas kita,semoga kita bisa menjadi katalisator dari dunia yang semakin sempit ini.
Menurut Potter(1997), menciptakan kelas virtual harus mempertimbangkan berbagai hal agar pembelajaran dapat terjadi dengan efektif
1.Dilengkapi dengan sumber belajar pada saat dibutuhkan siswa tersedia dan mudah diakses
2. Menyediakan ruang untuk percobaan dan penerapan sama seperti halnya system konvensional yang diberi kesempatan melakukan percobaan, menghadapi worksop, melakukan demonstrasi mengenai hasil pelaksanaan tugas.
3. Menyatukan siswa dan guru supaya merekabersilap terbuka dan bertukar gagasan
4. Memberikan harapan pada siswa untuk terjadinya proses belajar dan menciptakan lingkungan yang konduif untuk belajar.
5. Menjadi sarana sebagai pengembang kebebasan akademik. Contoh melakukan percobaan, dalam membuat asumsi, dalam berinteraksi dengan kelas lain tanpa harus ada rasa takut dan cemas.
6. Harus dapat memberikan penilaian terhadap kinerja siswa.


F. Kelemahan Kelas Virtual
Kelas virtual diciptakan dengan bantuan internet. Ada beberapa kelemahan dari virtual class ini diantaranya:
Ø Penggunaan internet memerlukan infrastruktur yang memadai
Ø Penggunaan internet yang mahal
Ø Komunikasi melalui internet sering kali lamban
Ø Terjajadinya salah penafsiran




G. Kelas Online Gratis
Free Virtual Classroom yang disediakan oleh WiZiQ adalah sebuah kelas online dimana pengajar dan yang diajar terhubung secara online. Kelas virtual ini akan menggunakan fitur audio-video conference, chatting, papan tulis, dan content sharing. Kelas ini gratis, alias tidak dipungut bayaran dalam penggunaannya. Kelas juga akan direkam dan akan bisa diakses lagi di WiZiQ yang nantinya bisa digunakan untuk kajian ulang atau referensi.
Peserta bisa mengikuti kelas dan bisa menikmati percakapan secara verbal dengan peserta lain di kelas yang sama, gambar atau tulis sesuatu di papan tulis serta berbagi file-file PowerPoint, PDF, Flash dan Gambar.


Beberapa keuntungan untuk Pengajar
*Menyediakan sistem utuh manajemen pengajaran online tanpa menginstall software apapun
*Jadwal online bisa diatur sesuai keinginan dan waktu dari pengajar
*Pengajar bisa berinteraksi dengan peserta ajarnya melalui papan tulis online, apakah itu berupa tulisan atau dokumen, dan dengan two-way audio dan fitur chatting
*Pengajar bisa membuat account profilenya
*Kelas bisa berupa one-on-one class atau terdiri dari beberapa orang dalam satu kelas
*Pengajar bisa dan diperkenankan meminta bayaran pada peserta ajarnyaBeberapa keuntungan untuk Peserta Ajar
*Peserta bisa mencari pengajarnya sendiri
*Belajar dari rumah, langsung melalui internet dengan browser yang mudah dipahami dan digunakan, tanpa menginstall apapun
*Bisa mengakses tutorial sesuai dengan materi ajar pilihan.


Kesimpulan & Saran
Kesimpulan
Semakin diminatinya pendidikan jarak jauh haruslah mementingkan aspek efektifitas dari pembelajarannya tersebut. Pendidikan jarak jauh (distance learning) juga harus di imbangi dengan ada nya insfrastrukur yang baik. Karena melaksanakannya juga butuh biaya yang mahal pada saat ini hanya dapat di kembangkan untuk daerah perkotaan. Jadi agar kondisi pendidikan tidak tertinggal, kelas virtual atau distance learning ini sangat lah membantu dan perlu dikembangkan.



Saran

1. E-learning virtual classroom harus terus dikembangkanterutama oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
2. Antara siswa dan pengajar harus ada komitmen yang kuat agarpenyelenggaraan e-learning virtual classroom mencapai tujuanpembelajaran yang ditargetkan.




Makalah PTKI Kelompok 8
Dosen: Cecep Kustandi, M.Pd.


Eko Agus Setiawan. 1215121098
TP UNJ 2012

Senin, 05 November 2012

M - LEARNING



Kata pengantar

Pertama – tama puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PEMANFAATAN M-LEARNING DALAM  PROSES PEMBELAJARAN”
Pembuatan Makalah ini berisikan tentang informasi pemanfaatan m-Learning dalam proses pembelajaran atau yang lebih khususnya membahas pengertian mobile learning, Semoga penulisan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Mobile Learning atau yang lebih dikenal dengan sebutan m-Learning
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



Jakarta , 20 september 2012

Tim penyusun





BAB I
PENDAHULUAN

PEMANFAATAN TIK DALAM DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pemanfaatan TIK dalam Dunia Pendidikan Indonesia” tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan informasi tentang teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan. Diharapkan makalah ini dapat memberikan segala informasi kepada kita semua tentang teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



Jakarta, 25 September 2012





Tim Penyusun Makalah



Pendahuluan

A.     Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa pengaruh terhadap bidang pendidikan dalam proses pembelajaran. Penggunaan TIK dalam proses pembelajaran sudah bukan hal yang asing lagi dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Adanya internet memungkinkan kita untuk belajar kapan dan di mana saja dengan lingkup yang sangat luas. Misalnya, dengan fasilitas email, chatting, e-book, e-library dan dan sebagainya, kita dapat saling berbagi informasi tanpa harus bertatap muka langsung dengan sumber informasi tersebut. Karena semua informasi yang kita inginkan dapat kita peroleh hanya dengan mengakses internet.

Dimasa depan, arus perkembangan TIK akan melaju semakin cepat. Hal ini menuntut manusia untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan TIK tersebut jika tidak mau ketinggalan zaman, serta untuk menghadapi tantangan global. Dengan kondisi yang seperti ini, maka pendidikan tidak akan terlepas dari internet, komputer, dan fasilitas TIK lainnya sebagai alat bantu utama dalam proses pembelajaran.
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan, yaitu: 1. Peserta didik dan guru harus memiliki akses teknologi digital di dalam lingkungan lembaga pendidikan. 2. Adanya materi yang berkualitas dan bermanfaat bagi guru dan peserta didik. 3. Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan media-media pembelajaran digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik dan mengembangkan potensinya.
B.      Tujuan
·         Memberikan informasi terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan Indonesia.
·         Mengerjakan tugas makalah dan presentasi kelompok mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diempu oleh Bapak Cecep Kustandi, M.Pd.
C.      Rumusan Masalah
·         Apa yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam dunia pendidikan?
·         Mengapa TIK dibutuhkan dunia pendidikan?
·         Apa yang menjadi faktor diperlukannya TIK dalam dunia pendidikan Indonesia?
·         Apa saja peranan teknologi TIK dalam dunia pendidikan?
·         Bagaimana usaha pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan Indonesia?
·         Apa saja usaha yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia melalui pemanfaatan TIK?
·         Apa keuntungan dari pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan?
·         Bagaimana pergesaran yang terjadi akibat pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan?
·         Apa saja kendala-kendala yang terjadi dalam usaha pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan?


Pembahasan

1.      Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi di Dunia Pendidikan
Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi, mencakup segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan, teknologi komunikasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Maka, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah suatu kesatuan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan dan transfer/pemindahan informasi antar media.
Sedangkan, arti TIK bagi dunia pendidikan itu sendiri berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan.

2.      Alasan Mengapa Teknologi Informasi dan Komunikasi Dibutuhkan Dunia Pendidikan
Banyak hal yang dapat dijadikan alasan mengapa TIK sangat dibutuhkan dunia pendidikan, diantaranya:
·         Adanya perkembangan TIK yang menjadi jembatan ilmu. Salah satu peran TIK di era globalisasi ini adalah sebagai media informasi, misalnya internet. Peserta dapat mengeksplorasi informasi yang ada di seluruh dunia dengan lebih efisien dan efektif hanya dengan mengakses internet.
·         Selain peran TIK sebagai media informasi, perkembangan TIK dapat pula dimanfaatkan peserta didik sebagai media komunikasi. Misalnya, memanfaatkan jaringan internet untuk chatting dan mailing, peserta didik dapat berkomunikasi dengan saling bertukar informasi tentang apa yang sedang dibahas. Tidak hanya komunikasi antara peserta didik, peserta didik dengan guru atau para ahli pun dapat dilakukan. Dengan cara ini, peserta didik akan dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan.
·         Dengan adanya perkembangan TIK, belajar menjadi jauh lebih efisien. Proses pembelajaran tidak harus selalu dengan bertatap muka seperti jaman dahulu. Kini, proses pembelajaran dapat dilakukan memanfaatkan perkembangan TIK yang ada, sehingga kita juga dapat efisien dalam menggunakan waktu. Untuk di Indonesia sendiri, disebabkan olehkondisi geografis yang merupakan negara kepulauan, TIK sangat mampu menjadi fasilitator utama untuk meratakan pendidikan di Indonesia, karena TIK yang memiliki kemampuan untuk memungkinkan pembelajaran jarak jauh. Inilah sebabnya mengapa perkembangan TIK disebut dengan penghilang batas ruang dan waktu.
·         Adanya fakta bahwa peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dengan metode belajar yang menggunakan fasilitas multimedia daripada metode belajar konvensional.
·         Berkembangnya TIK juga berperan dalam hal mengelola institusi pendidikan. Peran yang dimaksud adalah memudahkan institusi pendidikan untuk menyediakan layanan informasi untuk para peserta didik, seperti informasi tentang biaya pendidikan, kurikulum, pembimbing, dan sebagainya. Serta untuk megelola manajemen operasional dengan lebih efisien, efektif, dan optimal.

3.      Faktor-faktor Diperlukannya Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia
Berikut adalah faktor-faktor mengapa TIK diperlukan dalam pendidikan Indonesia:
·         Keterbatasan kualitas dan kuantitas sumber daya pendidikan di Indonesia.Beberapa contoh keterbatasan yang dimaksud adalah terbatasnya jumlah guru, terbatasnya jumlah referensi pendidikan yang dapat digunakan peserta didik, terbatasnya jumlah sekolah bermutu, terbatasnya jumlah perpustakaan yang dapat diakses, dan terbatasnya jumlah sarana dan prasarana pendidikan lainnya yang dapat menunjang kemajuan pendidikan.
·         Ketidakmerataan kesempatan dalam memperoleh pendidikan yang merupakan hak setiap manusia. Permasalahan yang terkait dengan pemerataan kesempatan dalam memperoleh pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia dapat segera terwujud, dengan adanya konsep Universitas Terbuka yang mampu menjangkau daerah terpencil dapat segera diikuti dengan konsep “sekolah terbuka” atau “perpustakaan terbuka”, selama peserta didik bersemangat untuk belajar dan institusi pendidikan mau merubah model pendidikannya. Maka, dengan bantuan TIK segala keterbatasan akan dapat diatasi.
·         Model dan pendekatan pendidikan yang kurang relevan. Semakin cepatnya perkembangan dalam segala aspek di dunia ini, maka setiap manusia dan institusi pendidikan dituntut untuk terus selalu memperbaharui dirinya sesuai dengan kebutuhan perkembangan dunia.

4.      Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan
TIK memiliki peranan yang cukup banyak dalam sektor pendidikan, diantaranya:
·         TIK sebagai keahlian dan kompetensi. Maksudnya, penggunaan TIK harus proporsional atau TIK bisa masuk ke semua lapisan masyarakat tapi sesuai dengan porsinya masing-masing.
·         TIK sebagai infratruktur pembelajaran. Infrastruktur pembelajaran di sini maksudnya adalah tersedianya bahan belajar dalam format digital, jaringan adalah sekolah, sehingga belajar bisa dijangkau di mana saja dan kapan saja.
·         TIK sebagai sumber bahan belajar. Hal ini mengenai buku dan bahan belajar yang diperbaharui secara kontinyu dengan menggunakan teknologi. Karena tanpa teknologi,  pembelajaran yang up-to-date membutuhkan waktu yang cukup lama.
·         TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran. Seperti yang kita ketahui, fasilitas TIK sangat membantu proses pembelajaran. Contohnya, dalam menyampaikan informasi, dengan menggunakan fasilitas multimedia informasi akan cepat sampai ke peserta didik dengan lebih akurat karena dengan adanya berbagai fasilitas multidedia tersebut, peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dan mengeksplorasi pengetahuannya secara lebih luas.
·         TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran. TIK sangat mendukung dalam hal mengelola pembelajaran, karena pada dasarnya tiap individu memerlukan dukungan pembelajaran yang tanpa henti.
·         TIK sebagai sistem pendukung keputusan. Dalam mengambil sebuah keputusan, setiap individu memiliki alasan tersendiri. Oleh sebab itu, diperlukan informasi berdasarkan fakta yang ada dalam mengambil sebuah keputusan.

5.      Usaha Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia
TIK dalam dunia pendidikan digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran:
·         Memanfaatkan fasilitas multimedia yang sudah tersedia untuk mempermudah kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Misalnya, untuk presentasi. Jika dahulu presentasi hanya menggunakan media OHP yang monoton, sekarang presentasi sudah dapat ditampilkan dengan LCD projector dan dibuat lebih kreatif dengan menampilkan berbagai konten multimedia, seperti gambar, video, suara, dan sebagainya.
·         Memanfaatkan internet untuk proses pembelajaran jarak jauh (kelas virtual). Kelas virtual ini sudah menjadi tren di era globalisasi sekarang. Karena kelas virtual mmiliki beberapa keuntungan, seperti: peserta didik dapat mengekspresikan diri, bersosialisasi, saling berbagi pengetahuan, meningkatkan kreativitas, dan menumbuhkan cara belajar yang mandiri.
·          Memungkinkan peserta didik untuk berdemonstrasi dengan perangkat multimedia yang ada. Misalnya, menampilkan suatu kegiatan eksperimen dengan tujuan untuk memperlihatkan bagaimana cara yang dilakukan dalam eksepimen tersebut.

6.      Usaha Yang Dilakukan untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia
Berikut adalah berbagai macam usaha yang dilakukan guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan memanfaatkan perkembangan TIK:
·         Adanya siaran televisi pendidikan di Indonesia. Pada tahun 1982, Indonesia telah memiliki perlengkapan studio yang sudah profesional beserta tenaga ahli yang terampil dalam memproduksi dan mengembangkan prototype program televisi pendidikan. Setahun kemudian, barulah muncul serial televisi pendidikan pertama di Indonesia berjudul Aku Cinta Indonesia. Namun sungguh disayangkan program edukasi seperti ini tidak terus berkembang. Padahal televisi sudah dapat kita sebut sebagai kebutuhan primer, karena hampir setiap rumah memiliki televisi. Dan peserta didik pun suka menonton televisi. Hanya saja yang kita rasakan sekarang ini jarang sekali terdapat siaran edukasi di televisi lokal Indonesia.
·         Pengadaan infrastruktur TIK ke lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat belajar menggunakan dan memanfaatkan teknologi sebaik mungkin agar tidak tertinggal dengan perkembangan zaman yang semakin pesat. Sebagai contoh, dapat kita lihat, tingkat I Sekolah Dasar dewasa ini sudah belajar mengoperasikan komputer. Padahal, sekitar tahun 2006 pengoperasian komputer baru dipelajari di tingkat I Sekolah Menengah Pertama. Selain pengoperasian komputer, mata pelajaran Bahasa Inggris pun sudah dipelajari pada tingkat I Sekolah Dasar. Sebelumnya, di tahun 2004 mata pelajaran Bahasa Inggris baru dipelajari di tingkat IV Sekolah Dasar.
·         Adanya satelit komunikasi yang dimiliki Indonesia, yang bernama SKSD PALAPA I yang sudah mulai beroperasi pada tahun 1976. Satelit komunikasi ini terus berkembang sampai sekarang dengan dasar pertimbangan untuk keperluanpendidikan, penerangan, hiburan, pemerintahan, bisnis, perindustrian, dan pertahanan keamanan. Sekarang sedang beroperasi SKSD Palapa yang sudah mencapai generasi III, dalam waktu dekat ini diharapkan dapat beroperasi satelit siaran langsung yang dioperasikan oleh pihak swasta. Selain itu, antena parabola sudah menjamur dalam masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi dari luar negeri. Namun, kita harus selektif dalam memilih informasi. Karena tidak dapat dipungkiri dampak positif dan negatif suatu informasi mengalir semakin deras.

7.      Keuntungan Adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan
Munculnya TIK membawa beberapa keuntungan, terutama di sektor pendidikan. Berikut adalah keuntungan yang dirasakan dunia pendidikan dengan adanya TIK:
·         Berbagi informasi, informasi  yang dimuat dalam internet akan mudah dimanfaatkan orang lain di penjuru dunia dengan cepat.
·         Konsultasi dengan para ahli, konsultasi dangan para ahli di bidangnya dapat dilakukan dengan mudah walaupun terpisah jarak yang jauh.
·         Perpustakaan online (e-library), perpustakaan dalam bentuk digital ini memungkinkan kita agar mudah dalam mencari referansi buku yang kita inginkan. Jadi kita tidak harus mengunjungi  perpustakaan dan mencari buku yang kita inginkan secara manual.
·         Diskusi online, diskusi yang dilakukan melalui internet berupa chat, e-mail, dan forum.
Kemudian keuntungan yang dirasakan dunia pendidikan dengan adanya TIK bagi pelajar, antara lain:
·         Dapat mengakses berbagai  informasi dan memperoleh sumber ilmu pengetahuan dengan mudah.
·         Akses ke para ahli lebih mudah karena tidak dibatasi jarak dan waktu.
·         Materi pelajaran dapat disampaikan interaktif dan menarik.
·         Melalui belajar jarak jauh dapat menghemat biaya dan waktu.
Lalu keuntungan yang dirasakan dunia pendidikan dengan adanya TIK bagi penyelenggara pendidikan, antara lain:
·         Dapat berbagi informasi dan hasil penelitian dengan lembaga pendidikan lain.
·         Dapat memberi layanan yang lebih baik kepada para peserta didik.
·         Dapat menjangkau peserta didik yang tempatnya sangat jauh.
·         Melalui perpustakaan online, dapat menekan biaya untuk menyediakan  buku.

8.      Pergeseran yang Terjadi pada Peranan Guru dan Peserta Didik Akibat Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan
Sejalan dengan perkembangan TIK di dunia pendidikan, maka peranan guru dan peserta didik juga mengalami pergeseran  paradigma, diantaranya:
·         Peran guru yang pada awalnya hanya sebagai sumber utama informasi dan sumber jawaban, kini menjadi fasilitator pembelajaran.
·         Peranan guru dalam mengendalikan semua aspek pembelajaran sudah tidak berlaku lagi, kini guru lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.
·         Peserta didik yang sebelumnya hanya sebagai penerima informasi yang pasif, kinimenjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran.
·         Peserta didik yang biasanya mengungkapkan kembali pengetahuan, sekarang menghasilkan berbagai pengetahuan.
·         Peserta didik yang hanya sebagai aktivitas pembelajaran individu, kini menjadipembelajaran kolaborasi.

9.      Kendala dalam Usaha Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan Indonesia
Perkembangan TIK memang memiliki banyak manfaat, khususnya dibdang pendidikan. Oleh sebab itu, banyak orang yang ingin segera bisa memanfaatkannya. Namun, tidak bisa dipungkiri pemanfaatan TIK di dalam sektor pendidikan memiliki beberapa kendala, di antaranya:
·         Kurangnya pengadaan infrastruktur TIK. Hal ini disebabkan sulit dijangkaunya beberapa daerah tertentu di Indonesia, sehingga penyebarannya tidak merata. Masih banyak daerah yang sulit dijangkau oleh alat transportasi. Untuk mencapai daerah yang dituju, hanya dapat ditempuh dapat dengan jalan kaki. Sedangkan dengan berjalan kaki, tidak memungkinkan untuk membawa berbagai peralatan multimedia.
·         Masih digunakannya perangkat multimedia bekas di lembaga-lembaga pendidikan yang terdapat di daerah pedesaan. Perangkat multimedia bekas ini tentunya masih menggunakan spesifikasi yang sudah tertinggal jamannya. Sehingga penggunaannya tidak mampu bersaing dengan laju perkembangan TIK yang begitu pesat.
·         Kurangnya infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukum yang mengaturnya. Sebab, Cyber Law belum diterapkan di dunia hukum Indonesia.
·         Mahalnya biaya pengadaan dan penggunaan fasilitas TIK. Hal ini dikembalikan lagi kepada pemerintah. Dapat kita lihat pemerintah masih pelit mengalokasikan dana untuk pengadaan fasilitas TIK yang dapat menunjang pendidikan Indonesia. Sebagai contoh, pengadaan fasilitas di daerah pedesaan masih sangat minim. Sementara di kota sudah hampir merata, terutama di lembaga-lembaga pendidikan unggulan.



Kesimpulan dan Penutup

Kesimpulan
            Dari penjelasan yang telah dipaparkan, dapat kita tarik kesimpulan bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) membawa pengaruh yang begitu besar bagi setiap aspek kehidupan, terutama pendidikan. Kekurangan dan hambatan yang ada dalam proses pembelajaran dapat diatasi dengan memanfaatkan perkembangan TIK.
            Seperti yang disebutkan dalam bagian pertama pembahasan, yaitu arti TIK bagi dunia pendidikan berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan. Namun, kenyataannya di Indonesia baru memasuki tahap mempelajari berbagai kemungkinan pengembangan dan penerapan TIK. Hal ini disebabkan adanya berbagai kendala yang ada dalam usaha pemanfaatan TIK di dunia pendidikan Indonesia. Hal ini membuktikan ketertinggalan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Amerika dan Cina. Di negara tersebut, penggunaan TIK dalam proses pembelajaran sudah merupakan hal yang lazim.
                Oleh sebab itu, kita bersama-sama dengan pemerintah dan pihak lainnya harus saling bahu-membahu dalam penyelenggaraan pemanfaatan TIK di dunia pendidikan Indonesia. Karena teknologi informasi dan komunikasi menjadi kunci untuk menuju sekolah masa depan yang lebih baik.

Penutup
            Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi pemanfaatan TIK di dunia pendidikan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Maka dari itu, kami mohon maaf jika anda merasa kurang puas saat membaca makalah yang kami buat. Terima kasih.


Daftar Pustaka

·         Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(Makalah PTKI Kelompok 3)